MAKALAH PROYEKSI DENGAN METODE DEKOMPOSISI
MAKALAH
PROYEKSI DENGAN METODE DEKOMPOSISI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa
karena hanya atas perkenan-Nya Makalah tentang Proyeksi dengan Metode
Dekomposisi ini dapat selesai.
Makalah tentang Proyeksi dengan Metode Dekomposisi ini
disusun dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengetahui dengan baik tentang
Proyeksi dengan Metode Dekomposisi.
Diharapkan Makalah tentang Proyeksi dengan Metode
Dekomposisi ini dapat meningkatkan pengetahuan mahasiwa. Kami
menyadari banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini. Kekurangan ini secara
berkesinambungan akan terus diperbaiki sesuai dengan tuntutan dalam pengembangan dan kebutuhan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A.
Latar Belakang............................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah........................................................................ 2
C.
Tujuan Penulisan.......................................................................... 2
D.
Manfaat Penulisan........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3
A.
Teknik Peramalan/Proyeksi.......................................................... 3
B.
Metode Dekomposisi................................................................... 3
C.
Model Dekomposisi..................................................................... 6
D.
Proses Dekomposisi...................................................................... 8
E.
Menghitung Nilai Trend............................................................... 9
F.
Menghitung Indeks Siklus........................................................... 9
G.
Menghitung Error atau Indeks
Gerak Tak Beraturan................... 9
H.
Melakukan Peramalan.................................................................. 9
BAB III PENUTUP......................................................................................... 11
A.
Simpulan....................................................................................... 11
B.
Saran............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada
masa sekarang persaingan bisnis tak bisa dihindari, maka dibutuhkanlah
perencanaan dalam mengelolanya. Berdasarkan pendapat (Freddy, 2005)
“Perencanaan kapasitas produksi yang baik harus sesuai dengan besarnya
kebutuhan permintaan. Kondisi pada waktu yang akan datang tidaklah dapat
diperkirakan secara pasti sehingga orang bisnis mau tidak mau bekerja dengan
berorientasi pada kondisi pada waktu yang akan datang yang tidak pasti. Usaha
untuk meminimalkan ketidakpastian itu lazim dilakukan dengan metode atau teknik
peramalan tertentu”.
Perencanaan
pembangunan dapat dikatakan sangat identuk dengan ekonomi pembangunan. Bila
sekirannya ruang gerak ekonomi pembangunan berusaha mencari strategi
pembangunan, perencanaan pembangunan merupakan alat yang ampuh untuk
menerjemahkan strategi pembangunan tersebut dalam berbagai program kegiatan
yang terkoordinir (Daryanto & Hafriziandra, 2012).
Peralamalan/proyeksi
pada umumnya bersifat seni ketimbang suatu ilmu. Semua tahap dalam proses
peramalan, para peramal/proyektor dan manajer harus mampu menyertakan
pertimbangan-pertimbangan (judgments) yang masuk akal. Hampir semua ramalan
memerlukan asumsi, beberapa asumsi berhubungan dengan faktor internal
perusahaan atau industri, asumsi (Sastro Atmodjo & Andy Sukrisno, 2021). Prinsip dasar
dari metode dekomposisi deret berkala adalah mendekomposisi (memecah) data
deret berkala menjadi beberapa pola dan mengidentifikasi masing-masing komponen
dari deret berkala tersebut secara terpisah. Pemisahan ini dilakukan untuk
membantu meningkatkan ketepatan peramalan dan membantu pemahaman atas perilaku
deret data secara lebih baik.
Metode
Dekomposisi atau sering juga disebut metode deret berkala adalah salah satu
metode peramalan yang didasarkan pada kenyataan bahwa biasanya apa yang telah
terjadi akan berulang atau terjadi kembali dengan pola yang sama, artinya yang
dulu selalu naik, pada waktu yang akan datang biasanya akan naik juga, yang
biasanya berkurang akan berkurang juga, yang biasanya berfluktuasi akan
berfluktuasi juga dan yang biasanya tidak teratur maka akan tidak teratur juga (Rusydiana, 2019).
Perubahan
suatu hal tersebut biasanya mempunyai pola yang agak kompleks, misalnya ada
unsur kenaikan, berfluktuasi dan tidak teratur. Jika data dengan karakteristik
tersebut dimodelkan secara sekaligus maka akan sangat sulit, sehingga biasanya
diadakan pemecahan ke dalam empat komponen pola perubahan yaitu: trend (T),
fluktuasi musiman (S), fluktuasi siklis (C) dan perubahan-perubahan yang
bersifat random (I).
Metode
dekomposisi digunakan untuk meramalkan data deret berkala yang menunjukkan
adanya pola trend dan pengaruh musiman. Metode dekomposisi merupakan suatu
metode peramalan yang menggunakan empat komponen utama dalam meramalkan nilai
masa depan. Keempat komponen tersebut antara lain trend, musiman, siklis dan
error.
pengolahan
data yang baik tidak menjamin sebuah perusahaan dapat menuju kesuksesan sebagai
mana yang diharapkan oleh tiap prusahaan, sehingga untuk mencapai kesuksesan
sebuah bisnis, diperlukan adanya perancangan yang matang, serta adanya teknik
khusus dalam melihat tingkat bisnis dimasa akan datang. Oleh sebab itu dapat
kita lihat bahwa, dalam mengelolah sebuah bisnis diperlukan peramalan melalui
data-data yang ada.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut Bagaimana
proyeksi menggunakan metodologi dekomposisi ?
C.
Tujuan
Penelitian
Peneliti ingin mengetahui bagaimana proyeksi
menggunakan metodologi dekomposisi.
D.
Manfaat
Penelitian
Adapun
manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan
peneliti di bidang Proyeksi.
2.
Sebagai referensi atau sumber bagi peneliti lain
yang relevan dengan penelitian ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teknik
Peramalan/Proyeksi
Teknik peramalan berdasarkan pendapat (Barry Render,
2001) “Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu memprediksi
peristiwa-peristiwa masa depan
dengan pengambilan data
historis dan memproyeksikannya ke
masa depan dengan menggunakan beebrapa
bentuk model matematis.”
B. Metode Dekomposisi
Metode
Dekomposisi adalah suatu prosedur dalam
menganalisa data deret waktu (time series) untuk tujuan mengidentifikasi
komponen-komponen yang mempengaruhi data. Dekomposisi (pemecahan/dipecah)
suatu pola menjadi sub pola yang menunjukan tiap-tiap komponen deret berkala
secara terpisah.
Keunggulan
metode ini dalam peramalan adalah pola atau komponen-komponen tersebut dapat
dipecah atau didekomposisi menjadi sub pola yang menunjukkan tiap-tiap komponen
deret berkala secara terpisah dan pemisah tersebut seringkali membantu
meningkatkan ketepatan dalam peramalan dan membantu atas deret data secara
lebih baik. Pemisahan
tersebut seringkali membantu meningkatkan ketepatan peramalan dan
membantu pemahaman atas perilaku deret data secara lebih baik (Spyros,
1993:123). Dekomposisi (pemecahan) pada metode ini dibagi kedalam
4 komponen (pola) perubahan sebagai berikut : u tren (T),
fluktuasi musiman (S), fluktuasi siklis (C), dan perubahan-perubahan yang
bersifat acak atau random (I) (Kendek et al., 2014).
A.1
Klasifikasi Gerakan Atau Variasi Data
Deret Waktu
a. Trend
(T)
Trend atau sering disebut Secular Trend adalah
rata-rata perubahan dalam jangka panjang. Ada beberapa metode yang dapat
digunakan untuk membuat trend, yaitu trend linier least squares,
trend parabolik, dan trend eksponensial (Pangestu Subagyo, 1986: 32).
Gerakan Trend
Jangka Panjang (long term movement or secular trend), yaitu suatu gerakan yang
menunjukkan arah perkembangan secara umum (kecenderungan menaik atau menurun).
Garis trend sangat berguna untuk membuat ramalan (forecasting) yang sangat
diperlukan bagi perencanaan.
b.
Fluktuasi Musiman (M)/
seasonal movements
Gelombang
musim adalah gelombang pasang surut yang berulang kembali dalam waktu tidak
lebih dari satu tahun. Dalam forecasting biasanya gelombang
musim ini dinyatakan dalam bentuk indeks dan dinamakan indeks musim.
Adalah gerakan
yang mempunyai pola tetap dari waktu ke waktu, misalnya menaiknya harga pohon
cemara menjelang Natal, meningkatnya harga-harga bahan makanan dan pakain
menjelang hari raya Idul fitri.
c. Fluktuasi
Siklis (S)/ cyclical movements
Variasi
siklis adalah perubahan suatu hal yang berulang kembali dalam waktu lebih dari
satu tahun. Variasi siklis dinyatakan dalam bentuk indeks siklis. Metode yang
biasa digunakan untuk mengetahui indeks siklis adalah metode residual. Tahap-tahap khusus dalam metode
residual tergantung pada apakah analisis dimulai dari tahunan, triwulanan atau
bulanan. Jika data yang digunakan adalah bulanan atau triwulanan, maka pengaruh
trend dan gelombang musim harus dihilangkan. Jika datanya data tahunan, maka hanya pengaruh trend saja
yang dihilangkan.
adalah gerakan
atau variasi jangka panjang di sekitar garis trend (berlaku untuk data
tahunan). Gerakan siklus ini bisa terulang setelah jangka waktu tertentu dan
bisa juga terulang dalam jangka waktu yang tidak sama. Siklus bisnis adalah
suatu contoh gerakan siklus yang menunjukkan jangka waktu terjadinya kemakmuran
(prosperty), kemunduran (recession), depresi (depression), dan pemulihan
(recovery).
d. Perubahan-perubahan
yang bersifat random (R)/ irregular or random movements
Variasi
random merupakan perubahan suatu hal gelombang pasang atau surutnya suatu hal
yang biasanya terjadi secara tiba-tiba dan sukar diperkirakan. Biasanya ini
terjadi secara kebetulan dan sukar diramalkan.
Adalah gerakan
atau variasi yang sifatnya sporadis, misalnya naik-turunnya produksi akibat
banjir yang datangnya tidak teratur
Metode
dekomposisi berusaha menguraikan suatu deret waktu kedalam subkomponen
utamanya. Dengan demikian, bukan hanya pola tunggal suatu komponen yang
diramalkan, melainkan berbagai pola yakni pola musiman (seasonality), pola
kecenderungan (trend), pola siklus (cycle), serta ke-random-an, smoothing ikut
ambil bagian dalam menentukan arah suatu peramalan. Peramalan metode ini
membuat ekstrapolasi dari tiap-tiap pola komponen secara terpisah dan
menggabungkannya kembali ke dalam ramalan akhir
Metode dekomposisi
dilandasi oleh asumsi bahwa data yang ada merupakan gabungan dari beberapa
komponen, secara sederhana digambarkan sebagai berikut:
Data =
pola + error
= f
(trend, siklus, musiman) + error
Komponen
kesalahan (error) diasumsikan sebagai
perbedaan dari kombinasi komponen trend, siklis dan musiman dengan data
sebenarnya. Asumsi di atas artinya terdapat empat komponen yang mempengaruhi
suatu deret waktu, yaitu tiga komponen yang dapat diidentifikasi karena
memiliki pola tertentu, yaitu: trend, siklis dan musiman.
Persamaan matematis
umum dari pendekatan dekomposisi adalah:
Xt
= f(Tt ,St ,Ct ,It)
Dimana
:
Xt = nilai deret
berkala (data aktual) pada periode t
Tt = komponen trend
(trend) pada periode t
St = komponen musiman
(seasonal) pada periode t
Ct = komponen siklis
(cyclic) pada periode t
It = komponen kesalahan
tidak beraturan (irregular) pada periode t
t = periode (time)
A.2 Arti dan Pentingnya Analisis
Deret Waktu
Data
deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk
menggambarkan perkembangan suatu kegiatan (perkembangan produksi, harga, hasil
penjualan, jumlah penduduk, jumlah kecelakaan, jumlah kejahatan, jumlah peserta
KB, dan lain sebagainya). Analisis data deret waktu memungkinkan peniliti untuk
mengetahui perkembangan suatu atau beberapa kejadian serta hubungan atau
pengaruhnya terhadap kejadian lainnya. Misalnya, apakah kenaikan biaya iklan
akan diikuti oleh kenaikan penerimaan hasil penjualan, apakah kenaikan jumlah penggunaan
pupuk diikuti dengan kenaikan produksi padi. Dengan kata lain, apakah perubahan
suatu kejadian mempengaruhi kejadian lainnya.
Secara
matematis suatu data deret waktu diberi simbol Y1, Y2...Yi ,...Yn sebagai nilai
dari variabel Y (bisa berupa data produksi, hasil penjualan, ekspor, harga, dan
lain sebagainya). Dimana Y1 adalah data pada waktu pertama, Y2 data pada waktu
kedua, Yi data pada waktu i dan Yn data pada waktu n. Dengan kata lain Y
merupakan suatu fungsi dari waktu, Y = f(X), dimana X adalah waktu.
C.
Model
Dekomposisi
Dalam metode
dekomposisi terdapat model dekomposisi aditif dan multiplikatif. Model
dekomposisi aditif dan multiplikatif dapat digunakan untuk meramalkan faktor
trend, musiman dan siklis (Kendek et al., 2014).
1.
Additive
Metode
dekomposisi rata-rata sederhana berasumsi pada model aditif. Model Additive
digunakan untuk ukuran pola seasonal tidak proporsional dengan data (tidak ada
pola melebar atau mengecil tapi konstan) dan garis lurus dengan menambah bentuk
musiman.
Dekomposisi
Aditif menghitung dekomposisi time seris pada komponen-komponen trend, musiman,
siklus dan error. Metode ini mengidentifikasi ramalan masa depan dan
menjumlahkan proyeksi yang hasil peramalan. Model diasumsikan bersifat aditif
(semua komponen ditambahkan untuk mendapatkan hasil peramalan).
Persamaan model ini
adalah:
X’t
= Tt + St + Ct + ε t
Dimana
T adalah trend, S adalah komponen musiman, C adalah komponen siklik/siklis dan
ε adalah error
2.
Multiplicative
Metode
dekomposisi rasio pada rata-rata bergerak berasumsi pada model
multiplikatif. Model Multiplicative
ukuran pola musiman proporsional dengan data (terdapat pola melebar atau
mengecil).
Dekomposisi
multiplikatif menghitung dekomposisi time series pada komponenkomponen trend,
musiman, siklus, dan error dan kemudian memprediksi nilai masa depan. Model
diasumsikan bersifat multiplikatif (semua komponen dikalikan satu sama lain
untuk mendapatkan model peramalan).
Persamaan model ini
adalah:
X’t
= Tt * St * Ct * εt
Di
mana T adalah trend, S adalah komponen musiman, C adalah komponen siklik/siklis
dan ε adalah error.
Komponen
kesalahan diasumsikan sebagai perbedaan dari kombinasi komponen trend, siklis,
musiman dengan data yang sebenarnya. Asumsi tersebut mengandung pengertian
bahwa terdapat empat komponen yang mempengaruhi suatu deret waktu, yaitu 3
komponen yang dapat diidentifikasi karena memiliki pola tertentu yaitu trend,
siklis dan musiman, sedangkan komponen error tidak dapat diprediksi atau
diramalkan karena tidak memiliki pola yang sistematis dan mempunyai gerakan
yang tidak beraturan.
Metode
dekomposisi rata-rata sederhana dan rasio-trend pada masa lalu telah digunakan
terutama karena perhitungannya yang mudah. Tetapi metode tersebut kehilangan
daya tariknya dengan dikenalnya komputer secara meluas, yang mengakibatkan
aplikasi pendekatan dengan metode rasio rata-rata bergerak lebih disukai.
Sejak
dikembangkan pada tahun 1920-an, metode rasio rata-rata bergerak merupakan
prosedur dekomposisi yang telah banyak digunakan dalam beberapa puluh tahun
lamanya, metode ini berasumsi pada model multiplikatif. Metode rasio rata-rata
bergerak mula-mula memisahkan unsur trend-siklus dari data dengan menghitung
rata-rata bergerak yang jumlah unsurnya sama dengan panjang musiman. Rata-rata
bergerak dengan panjang seperti ini tidak mengandung pengaruh musiman dan tanpa
atau sedikit sekali unsur acak. Berikut akan dibahas metode-metode untuk
mendapatkan komponen-komponen deret waktu.
Proses
dekomposisi yang dilakukan terdiri dari langkah – langkah berikut (Kasus et al., n.d.):
Pada deret data yang sebenarnya ( Xt ), rata – rata bergerak yang panjangnya (N) sama dengan panjang musiman. Maksud dari rata-rata bergerak ini adalah menghilangkan unsur musiman dan kerandoman. Pisahkan rata-rata bergerak N periode (langkah 1 di atas) dari deret data semula untuk memperoleh unsur trend dan siklus. Pisahkan faktor musiman dengan menghitung rata-rata untuk tiap periode yang menyusun panjang musiman secara lengkap.
Identifikasi
bentuk trend yang tepat dengan menggunakan regresi linier dan hitung nilainya
untuk setiap periode (Tt ). Hasil langkah 4 dari hasil langkah 2 dipisahkan
(nilai gabungan dari unsur trend dan siklus) untuk memperoleh faktor siklus.
Pisahkan musiman, trend dan siklus dari data asli untuk mendapatkan unsur
random yang ada, ( Et ).
E. Menghitung Nilai Trend
Metode
dekomposisi berusaha memecah data deret waktu menjadi musiman dalam hal ini
indeks musimannya, trend, siklus dalam hal ini indeks siklusnya, serta acak
yang nantinya akan digabungkan kembali pada proses peramalan. Pada bagian ini
penulis akan membahas mengenai penghitungan nilai trend.
Menghitung nilai trend
dapat dilakukan dengan beberapa metode, pada tugas akhir ini penulis hanya akan
membahas tiga metode yang paling sering digunakan yaitu metode linier, metode
trend kuadratis, dan metode eksponensial. Garis trend pada dasarnya adalah garis
regresi dimana variabel bebas X merupakan variabel waktu. Ketiga metode
tersebut menggunakan pendekatan metode kuadrat terkecil dengan asumsi , terdapat dua cara agar jumlah nilai variabel
waktu adalah nol.
F.
Menghitung
Indeks Siklus
Siklus
merupakan suatu perubahan atau gelombang naik dan turun dalam suatu periode
serta berulang pada periode lain. Dalam perekonomian dikenal siklus dari
resesi, recovery, boom, dan krisis.
Suatu
siklus biasanya mempunyai periode tertentu untuk kembali ke titik asalnya,
periode ini dikenal dengan lama siklus. Siklus juga mempunyai frekuensi yaitu
siklus yang dapat diselesaikan dalam satu periode waktu. Untuk memperoleh
indeks siklus adalah moving average dibagi trend.
G.
Menghitung
Error atau Indeks Gerak Tak Beraturan
Variasi
gerak tak beraturan merupakan suatu perubahan berupa kenaikan dan penurunan
yang tidak beraturan baik dari sisi waktu maupun lama dari siklusnya. Penyebab
kondisi ini misalnya perang, krisis, dan bencana alam. Mencari indeks error
dilakukan dengan memisahkan E melalui cara membagi data asli dengan faktor T,
I, dan C.
H.
Melakukan
Peramalan
Dalam
peramalan dengan metode dekomposisi tidak mengharuskan semua jenis pola data
ada pada data yang dimiliki. Metode dekomposisi pada prinsipnya adalah metode
untuk mengurai data deret waktu menjadi tiga pola teratur dan satu peubah
random. Tiga pola teratur tersebut adalah trend, musiman dan siklus. Bisa jadi
suatu deretan jenis data memiliki tiga pola tersebut, tetapi bisa jadi hanya
dua pola saja yang berhasil diidentifikasi (misal trend dan musiman) dan bisa
jadi hanya satu pola saja yang ditemui (trend misalnya). Khusus berkenaan
dengan variabel error, perlu dipahami bahwa variabel error atau pola acak dalam
metode dekomposisi adalah ibarat kesalahan prediksi atau salah duga.
Secara
Matematis Dekomposisi dapat ditulis :
data
= trend+musiman+siklus + error
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada masa sekarang
persaingan bisnis tak bisa dihindari, maka dibutuhkanlah perencanaan dalam
mengelolanya. Dekomposisi (pemecahan) dibagi kedalam 4 komponen
(pola) perubahan sebagai berikut : u tren (T), fluktuasi
musiman (S), fluktuasi siklis (C), dan perubahan-perubahan yang bersifat acak
atau random (I).
Metodologi dekomposisi
memiliki kelebihan yaitu perhitungan yang rinci dalam proses peramalan dan
perhitungannya
B.
Saran
Metodologi dekomposisi
cocok untuk perusahaan besar dan dapat menampilkan hasil proyeksi yang rinci
dan akurat tentu dengan tangan – tangan ahli SDM yang ada di perusahaan
tersebut yang dapat mengolah data penjualan untuk melihat proyeksi penjualan
kedepannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Daryanto, A., & Hafriziandra, Y. (2012). Model-Model
Kuantitatif untuk Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah: Konsep dan Analisis.
PT Penerbit IPB Press.
https://books.google.co.id/books?id=oaMSEAAAQBAJ&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false
Kasus, S., Simpan, K., Salatiga, P.
X., Tengah, J., & Diponegoro, J. (n.d.). Kombinasi Fitting Sinusoids dan
Metode Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Permintaan Kredit. 1.
file:///C:/Users/Lastri/Downloads/M01408.pdf
Kendek, O. J., Prang, J. D., &
Paendong, M. (2014). Prediksi Jumlah Pengunjung Perpustakaan Universitas Sam
Ratulangi Manado Menggunakan Metode Dekomposisi. D’CARTESIAN, 3(1),
73. https://doi.org/10.35799/dc.3.1.2014.4000
Rusydiana, A. S. (2019). Prediksi
Pertumbuhan Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2020 Dengan Quantitative
Methods. Jurnal Ekonomi Syariah, 4(2), 75–91.
https://doi.org/10.37058/jes.v4i2.1154
Sastro Atmodjo, S., & Andy
Sukrisno, E. (2021). Teknik Proyeksi Bisnis (R. R. Renung (ed.)). CV.
Media Sains Indonesia.
https://books.google.co.id/books?id=rEErEAAAQBAJ&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false
Komentar
Posting Komentar